Mau Kerja Di Mana?

Mei 09, 2016

Kerja di perkantoran Jakarta bikin nggak produktif. Iya nggak, sih? Mungkin bukan gue aja yang merasakan hal ini, tapi juga karyawan yang bekerja di Jakarta lainnya.

Gimana nggak? Jalanan Jakarta itu cuma bebas macet saat tengah malam (hari Jumat nggak dihitung) dan libur lebaran. Sayangnya, dua kondisi tersebut adalah saat di mana sebagian besar karyawan nggak bekerja. Nah, di saat sebagian besar karyawan bekerja, Jakarta ibarat benang kusut. Naik kendaraan pribadi salah, naik bus salah, naik kereta salah, naik helikopter sayangnya nggak punya. Kerja di Jakarta tuh kayak harus siap dicabik-cabik kenyataan pahit Ibu Kota. Jalanan Jakarta adalah cobaan hidup yang sesungguhnya. Tsaah~

Source


Kenapa cobaan? Karena Jakarta tuh ruwet! Lebih ruwet dari 3x10x7:8x111:2x0×17890:100-12345. Betul, nggak?

Jakarta tuh ya Sis, macetnya kayak udah nggak ada obat. Lebih gilanya lagi Sis, angkutan umumnya juga bikin penat. Jalur Transjakarta yang harusnya lancar, malah jadi sama macetnya karena banyak kendaraan pribadi yang nekad lewat situ. Kereta atau commuter line yang harusnya bisa jadi transportasi cepat, justru makin bikin sakit kepala karena dikit-dikit gangguan, dikit-dikit antrian. Asli! Pacaran yang melibatkan emosi sedemikan rupa aja nggak bikin mau gila kayak gini, Sis.

Makanya, alangkah indahnya hidup ini kalau perusahaan-perusahaan mulai menerapkan remote office untuk posisi-posisi tertentu, writer misalnya. We can work from everywhere: from our home, from a coffeeshop, even from our bed. Imagine how productive we can be. Mengapa bisa jadi produktif? Karena mood kita akan stabil dan stamina juga masih terjaga.

Pernah denger quote "don't let your mood dictate your manner"? Iyes. Itu bener banget. Bekerja memang harus profesional. Jangan mau dikalahin mood. Tapi to be honest ya, mood beneran mempengaruhi kualitas dan produktifitas kerja. Misalnya, kalo pagi-pagi terjebak macet atau terkena gangguan kereta, sampai kantor pasti jadi bete dan cape. Dan kalo udah ngerasa cape atau bete, gue biasanya melakukan hal-hal tertentu untuk mengembalikan mood, misalnya browsing di Youtube atau baca buzzfeed. Yang artinya, satu jam waktu di kantor terbuang. Kalaupun gue langsung kerja, ujung-ujungnya nggak efisien juga karena pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dalam waktu 30 menit justru memakan waktu 2 jam. Duh!

Mengingat jalanan Ibu Kota itu sebegininya, menurut gue salah satu solusinya ya remote office. We can be connected through internet. Bukan nggak mungkin juga karyawan bekerja lebih dari 8 jam sehari saking betahnya kerja dari rumah atau dari coffee shop favorit. Ditambah lagi, saking terjaganya mood dan stamina, kerja pun akan lebih produktif. Tapi sekali lagi, ini hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu ya, seperti writer, social media, dan graphic designer. 

source


Ditambah lagi, dari pada menuh-menuhin jalanan Jakarta, mending kita-kita yang bisa remote office kerja dari rumah aja, kan? Apalagi yang bekerja di Jakarta tidak hanya warga Jakarta aja. Tapi juga warga dari berbagai kota penyangga, kayak Depok, Bekasi, dan Tangerang. Jadi, remote office ini bisa dibilang mempermudah karyawan lainnya -yang nggak memungkinkan untuk remote office- biar lebih lancar di jalan dan lebih produktif dalam bekerja. (Halah! Alasannya aja kamu, Valine. Bilang aja males mandi pagi!)

Nggak cuma itu aja kok keuntungan remote office. Beberapa manfaat lainnya misalnya mengurangi tingkat polusi karena berkurangnya pemakaian kendaraan pribadi dan lebih hemat kertas karena semua berkas dikirim via email. Intinya, remote office berperan dalam menjaga lingkungan. Nggak cuma untuk karyawan dan lingkungan, perusahaan juga diuntungkan kok dengan sistem remote office ini, misalnya kayak mengurangi biaya sewa gedung atau se-simple menghemat biaya beli alat tulis kantor.

Tapi di balik berbagai keuntungan kerja dari rumah, gue sadar bahwa sebaik-baiknya dan semudah-mudah komunikasi adalah dengan berkomunikasi langsung. Mungkin karena itu juga banyak perusahaan yang masih mempertahankan sistem kerja dengan ketemuan langsung. Apalagi kalau kita bekerja dalam tim, bukan single fighter. Gue percaya bawah tim yang kompak akan membuat karyawan jadi betah ngantor dan jadi loyal sama perusahaan. Nah, caranya adalah dengan berkomunikasi langsung: diskusi bareng, bercanda bareng, ketawa bareng, makan siang bareng, atau pulang kerja bareng. 

Jadi, pilih yang mana dong? Remote office atau kerja dari kantor?

Pilihannya adalah... buka kantor sendiri aja, Sis! Biar bagaimana pun juga, jadi boss untuk diri sendiri itu lebih keren dan lebih bermanfaat untuk orang lain. 


You Might Also Like

0 komentar