Naik kereta api tut...
tut... tut... Siapa hendak turut?
Kalau mengingat lagu itu, sepertinya naik kereta itu
menyenangkan sekali, ya? Tapi, bagaimana jika kamu diajakin naik kereta saat
ini? Hmm... mikir seribu kali, deh.
Tentunya kereta yang gue maksud di sini adalah commuter line
yang menjadi penghubung antara Jakarta dan daerah penyangga, seperti Depok,
Bekasi, dan Tangerang. Naik kereta alias commuter line adalah bukti nyata bahwa
kadang kenyataan dan harapan itu nggak sinkron.
Nggak usah bohong, deh. Anak kereta pasti tiap berangkat
dari rumah berharap kereta akan lancar jaya dan kosong (setidaknya nggak kayak
pepes) di jam sibuk. Kenyataannya? Kita seringkali dapet kejutan dari commuter
line. Entah gangguan sinyal, rel patah, diselak kereta jarak jauh, dan segala
macam masalah yang kalau gue perhatiin sudah ada dari dulu namun tak kunjung
selesai. Pait. Ku nggak suka dikasih surprise macam gini.
Tapi hal yang nyebelin di kereta nggak harus kamu bawa kesel
seharian. Ya, kan? Ya, kan? Ya, kan?
Gue pun nggak akan bilang “nikmatin aja”. Udah dibilang
nggak enak, kok malah disuruh nikmatin. Itu semacam kamu dikentutin orang yang
belum pup seminggu dan disuruh nikmatin aja. Terus gue harus happy dan nikmatin bau busuk ini, gitu? Ah… bau kentut ini sangatlah menyenangkan
hatique. Terima kasih, Tukang Ngentut.
Karena itu, menurut gue, kita bukan harus berusaha menikmati.
Dalam kasus commuter line, kita harusnya berusaha bertahan, jika memang opsi
transportasi lain tidak memungkinkan.
Dan cara gue untuk bertahan dalam kecarutmarutan commuter
line adalah….
- Sarapan Sebelum Naik Kereta
- Cek Keadaan Commuter Line Lewat Twitter
Ternyata, pengguna commuter line cukup aktif di dunia per-twitter-an. Mulai dari mengeluhkan kereta gangguan, sampai ngomelin admin twitter commuter line yang suka bilang kereta normal padahal kenyataannya nggak gitu. Please, min, cobain naik produk sendiri! Jadi, sebelum naik kereta, luangkanlah waktumu sebentar buat cek twitter. Kalau kereta tak ada masalah ya alhamdulillah, kalau ternyata ada gangguan setidaknya kamu bisa bersiap-siap.
- Pakai Sepatu yang Nyaman
Pakai sendal buat naik kereta di jam sibuk? Kasihanilah jempolmu wahai anak muda! Gue nggak ngerti kenapa, tapi pengguna kereta selalu kehilangan sensor buat memijak di tempat yang tepat, alias lantai kereta. Jadi, nggak usah heran kalau begitu turun kereta sepatu akan dipenuhi bekas sepatu orang. Pedih hatiku! Makanya, pakai sendal itu bukan keputusan bijak bagi gue.
Bahkan, gue pernah pakai sepatu boot dengan sol setebal Docmart saking keselnya jadi korban keinjek melulu. Suatu hari, saat gue sedang memakai sepatu itu, guelah yang kehilangan sensor memijak. Kaki gue pun mendarat manis di atas jempol seorang mbak yang sedang pakai sendal. Dia pun teriak kesakitan dan akhirnya sepatu itu jarang gue pakai lagi. Ngerti, kan, sekarang kenapa pakai sepatu itu penting di commuter line?
- Dengerin Musik
Mendengarkan musik memang nggak akan membuat kamu jadi tiba-tiba menikmati kereta. Yang namanya gangguan atau umpel-umpelan udah pasti bikin kesel dan nggak nyaman. Tapi, mendengarkan musik setidaknya bisa membuat syaraf-syaraf tegang di muka jadi kendor dikit. Yang tadinya kesel banget, jadi kesel aja. Setidaknya musik bisa membuat gue nggak terlalu stress di kereta.
- Jangan Galak
Kesenggol dikit, ngelirik judes. Kedorong dikit, nyinyir. Duh, situ hidup nggak boleh kecolek banget. Naik kereta itu jurusnya sabar dan pengertian. Ya, mau gimana? Kereta penuh dan gangguan adalah resiko yang harus kita hadapi. Jangan nambah-nambahin stress dengan menjadi orang yang tidak pengertian dan pemaaf. Percayalah, tidak ada yang lebih menghangatkan hati dibanding penumpang yang saling melempar senyum saat kondisi di dalam kereta layaknya replika neraka.
- Tahu Batas
Commuter line memang selalu penuh setiap pagi dan sore di hari kerja. Itu fakta yang sulit sekali diubah. Setiap pagi dan sore, stasiun pasti dipenuhi dengan pemandangan orang-orang yang rebutan naik kereta. Di sinilah waktunya kita adu kekuatan dan di saat yang bersamaan juga tahu batasan. Maksudnya, kalau memang kereta sudah terlalu penuh, ya, tunggu kereta berikutnya. Nggak usah memaksakan diri masuk ke gerbong yang sudah penuh sesak. Gue selalu berusaha untuk mengingat bahwa keselamatan itu lebih penting (dibanding masuk kantor tepat waktu haha). Kalau ujung-ujungnya badan akan sakit dan nggak bisa nafas, lebih baik nggak usah maksa. Jangan sampai juga jadi barbar dan ngedorong orang seenaknya. Kamu dikejar apa, sih?
Cara yang terakhir tentu saja berdoa. Biar perjalananmu lancar dan kamu diberikan kekuatan untuk melalui kerasnya commuter line.
Bilang apa? Aamiin....