Cerita di Kantor #1: Rasanya Tulisan Dijiplak Itu...

April 21, 2017

Gue masih ingat rasanya pertama kali bekerja di kantor gue yang sekarang. Sebagai mantan jurnalis televisi dan copywriter di media cetak, tentu aja bekerja di dunia digital adalah hal yang baru buat gue. Kayak belajar dari awal banget, deh.

Karena gue bekerja di e-commerce perhiasan pertama di Indonesia, tentu aja yang gue pelajarin bukan cuma sekedar apa itu SEO, gimana baca Facebook insight, atau membuat content marketing yang efektif. Ada hal yang harus gue pelajari mati-matian, yaitu dunia perhiasan.

Ceritanya lagi support event kantor. Loyal banget, nggak? Boss, naik gaji dong, Boss :D

Percaya deh, perhiasan tuh nggak cuma sekedar masalah kadar emas atau mahalnya harga berlian. It's waaaay more than that! Selama beberapa bulan pertama, gue harus baca tentang seluk beluk perhiasan, batu berlian, batu permata dan sebagainya dengan sumber yang kebanyakan dalam bahasa Inggris. Tentu aja gue harus mencari sendiri sumber-sumber tersebut.

Sekarang, udah kebayang belum babak belurnya gue saat menulis edukasi berlian atau artikel mengenai perhiasan untuk website kantor gue?

Makanya, saat satu tahun yang lalu tiba-tiba muncul toko perhiasan online lain (sebut saja V) yang menjiplak semua konten di website kantor gue, hatiku rasanya kayak diparut! Pedih, Bu, pedih. Hasil kerja keras dua tahun tiba-tiba dijiplak seenak jidat aja gitu.

Bukan cuma kontennya aja, tapi dari desainnya pun ditiru habis-habisan! *tepuk tangan, lalu menangis di pelukan (poster) Song Joong Ki*

Bukan cuma gue aja yang panas saat itu, belasan orang yang ikut membangun website kantor ikut gerah dan heran. Kok ada sih orang yang segitu nggak tahu malunya menjiplak hasil kerja orang habis-habisan?

ADA, LIN! *tunjuk V&...*

Kita sempat menghubungi agency yang membuat website plagiat tersebut, tapi dari mereka nggak ada niat baik.

Akhirnya kita memilih untuk nggak ambil pusing. Sampai sekarang, mereka masih terus mencontek apa yang kita kerjakan. Dari style foto Instagram, sampai font yang dipakai untuk promo banner.

Setahun berlalu dan e-commerce perhiasan pun mulai bermunculan. Lagi-lagi, konten dan desain web kantor gue dijiplak oleh salah satu brand perhiasan offline yang mulai merambah ke dunia digital.

Kali ini gue cuma bisa ketawa. Sedih sih, tapi sedikit.

Kenapa?

Karena gue justru bangga. Ketika karya kita dijiplak olah beberapa orang, itu berarti kita ada di depan mereka. Makanya yang mereka lihat hanya kita. Wajar, kan, kalau gue dan teman-teman gue boleh berbangga hati? Ge-eran banget nggak anaknya? Haha.

Tapi...

Kalo gue jadi mereka, gue nggak akan jiplak sepenuhnya. Modifikasi sedikitlah, Cyin! Kasih bumbu dikit gitu biar makin lezat rasanya. :D



You Might Also Like

0 komentar