Belajar Investasi Emas & Alasan Memilihnya

Desember 14, 2017

Gue pernah ada pada masa "work hard, shop hard". Rajin bekerja, rajin pula gue menghabiskannya buat hura-hura. Terkadang, dalam satu bulan gue bisa lebih besar pasak dari pada tiang. Kalau Ligwina Hananto kenal sama gue saat itu, mungkin gue udah ditatar abis-abisan sama dia.

Intinya, manajemen keuangan gue saat itu kacau balau. Tenggelamkan saja kapal saya, Jendral!

Nah, setelah pindah kantor tiga tahunan lalu, gue bertemu dengan rekan kerja yang bergaya hidup frugal dan gemar menabung. Lingkungan memang benar-benar bisa membentuk karakter seseorang ternyata. Perlahan, gue mulai terbawa dengan kebiasaan tersebut. Nggak langsung berbalik 180 derajat, sih. Pelan-pelan, tapi pasti.

Semua dimulai dari rasa malu saat mereka ngomongin masalah nabung dan investasi. Sementara, gue justru investasi lemak dan kantong mata karena kebanyakan jajan di luar atau nongkrong di kafe sampai dini hari.

Sekarang masih tetep suka nongkrong, sih, tapi nggak sesering dulu. Mungkin karena mulai terbiasa pulang kerja langsung ke rumah atau karena sudah mulai letih dengan hiruk pikuk jalanan. Ditambah lagi, kalau lagi capek sisi introvert gue langsung meledak-ledak dan gue jadi malas ketemu orang-orang kalau sudah begitu.

Perbedaan yang paling terasa nyata adalah gue mulai sadar dan berusaha untuk nabung. Mulai dari misahin uang di rekening berbeda, ikut arisan, nyelengin uang koin, sampai *jeng jeng* investasi.

Sebagai investor pemula, gue pilih yang paling gampang dan nggak terlalu beresiko. Namanya juga 'anak baru' kan, masih takut-takut dan parno-an. Soalnya, kalau salah pilih alat investasi, yang ada bukannya untung, malah buntung! Makanya untuk orang kayak gue, investasi emas batangan atau logam mulia itu udah paling aman.

Selain itu, gue juga punya alasan lain kenapa memilih investasi emas. Berikut alasannya:

- Investasi emas itu sifatnya likuid. Maksudnya, mudah diperjualbelikan. Jadi, kalau tiba-tiba gue butuh dana darurat, gue bisa dengan mudah menjual atau menggadaikan logam mulia tersebut. Nggak cuma itu, gue juga bisa menjual emas di banyak tempat, mulai dari kantor cabang Antam, pegadaian, atau di toko perhiasan online ORORI.

Harga emas setiap tahunnya cenderung naik. Walaupun harga emas itu setiap harinya naik turun alias fluktuatif, tapi dari pengamatan gue -yang nggak segitu ngamatinnya- harga emas dari tahun ke tahun itu ujung-ujungnya bakal naik. Beda halnya dengan deposito. Menurut data yang gue baca, dalam 5 tahun terakhir nilai rupiah turun 42% (cmiiw), sementara tiap tahun nasabah biasanya mendapatkan bunga deposito sekitar 5% saja. Wew. 

Makanya, investasi emas ini menurut gue bagus untuk menangkal inflasi dan menjaga nilai kekayaan yang kita punya. Berdasarkan data di atas, kalau menabung 10 juta dalam bentuk uang hari ini, maka bisa jadi nilainya saat lima tahun mendatang hanya sekitar 6 jutaan. Sementara, kalau menabung 10 juta dalam bentuk emas, maka lima tahun mendatang nilainya kemungkinan akan tetap sama.

- Investasi emas itu nggak butuh modal banyak. Beda dengan deposito yang mengharuskan kita menyetor uang mulai dari 5 jutaan di awal, investasi emas justru bisa dimulai dengan modal 600ribuan aja untuk 1 gram emas batangan. Investasi emas bikin tabungan bulanan jadi nggak terasa segitu beratnya. *elus kartu ATM*

Ditambah lagi, ya, baru-baru ini gue nyobain aplikasi e-mas untuk beli emas online. Ternyata, di aplikasi ini gue bisa beli emas mulai dari Rp10.000-an aja. Bayangin, dengan biaya nongkrong di kafe, yaitu sekitar Rp150.000-an, gue udah bisa beliin emas sekitar 0,3 gram. Saking bisa dibeli dengan uang sekecil itu, beli emas berasa kayak lagi jajan.

x: Mau jajan, ah...
y: Jajan apa?
x: Jajan emas *tebar recehan*

Kumpulin koin 1000-an sampai 10 dan kita udah bisa beli emas

Biarpun menguntungkan, sebenarnya masih ada hal yang nggak gue suka dari investasi emas, yaitu masalah keamanan saat menyimpannya. Seperti yang kita-kita tahu, ya, ukuran logam mulia 1 gram itu kecil banget. Paling cuma segede kuku! Benda sekecil itu pasti mudah banget keselip atau hilang. Padahal logam mulia 1 gram itu kecil-kecil cabe rawit. Biarpun kecil tapi nilainya besar. Pasti nyesek banget kan kalau sampai hilang? Belum lagi resiko dicuri orang. Duh, masalah penyimpanan ini pe-er banget. Apalagi kalau elo seperti gue yang suka teledor atau lupaan. Bawaannya was-was terus.

Untuk orang seperti gue, pilihan terbaik demi kebahagiaan yang haqiqi ya pakai jasa simpan emas di pegadaian atau safe deposit box. Tapi, itu tentu aja butuh biaya lagi, walaupun di pegadaian biaya penyimpanan per tahunnya tergolong murah, sih.

Karena itulah gue cukup happy begitu mengetahui aplikasi e-mas ini. Soalnya, emas yang gue beli di sana akan langsung disimpan secara digital di akun gue. Jadi, gue nggak perlu pusing masalah penyimpanan emas dan nggak perlu takut emas gue digondol kucing maling. Nantinya, gue bisa menjual emas gue langsung di aplikasinya atau menarik emas batangan Antam. Untuk penarikan emas batangan ini akan ada biaya tambahan untuk cetak sertifikat dan biaya pengiriman. 



Aplikasi jual beli emas online ini pasti menimbulkan pro kontra, sih. Apalagi emas pengguna nggak langsung dikirim, tapi disimpan dulu dalam akun tiap pengguna. Gue pribadi merasa secure sejauh ini karena setiap kali top up emas, gue akan dikirimkan bukti transaksi melalui email dan sms. Bukti transaksi di email ini biasanya gue simpan buat jaga-jaga. Selain itu, gue juga merasa aman karena proses verifikasi mereka cukup detail. Misalnya, pengguna diharuskan mengisi data KTP dan rekening bank, serta mengunggah foto KTP, foto selfie bareng KTP, dan foto buku tabungan. Bahkan, ada formulir untuk mengisi data ahli waris segala!

Nah, semua balik lagi ke pribadi masing-masing. Kalau merasa kurang aman, ya lebih baik mencari alternatif lain yang bikin nyaman. Tapi kalau gue, lebih suka berinvestasi emas sambil memanfaatkan kemudahan yang ada. Kalau bisa beli mulai dari nominal kecil sekaligus simpan emas gratisan, kenapa nggak? :D





You Might Also Like

0 komentar