Rumput Tetangga Itu Terlihat Hijau, Tapi...

Februari 06, 2018

Coba hitung seberapa sering kita nyinyirin hidup seseorang karena -menurut kita- hidupnya sangatlah enak? Atau, seberapa sering kita merasa hidup kita nggak ada apa-apanya dibanding hidup orang lain?

Sadar atau nggak, manusia memang sepertinya cenderung membandingkan hidupnya dengan orang lain. Iya nggak, sih? Misalnya, Si Anu udah bisa liburan ke Los Angeles, kok gue cuma liburan ke rumah nenek di sekitaran Lenteng Agung. Si Itu sudah bisa beli mobil, lah gue naik ojek online aja masih ngandelin promo. Dan sebagainya, dan sebagainya.

Ditambah lagi, setiap orang kini bisa dengan leluasa membentuk image mereka di social media. Seketika, semua orang terasa memiliki hidup yang sempurna dan hidup gue doang yang kayak jalanan rusak. Tiba-tiba, rumput tetangga terlihat sangatlah hijau, sementara halaman gue tandus. Rumput aja kayak malas tumbuh di situ.

Inilah yang dinamakan lingkaran setan. Kegiatan membanding-bandingkan ini nggak akan ada habisnya sampai kita memutus lingkaran tersebut. Alias, sadar bahwa tiap manusia itu adalah pemeran utama di sinetronnya masing-masing. Jalan cerita di sinetronmu nggak akan sama dengan sinetronku. Tapi, kalau kamu mau, kita bisa bikin sinetron versi kamu dan aku. #RecehSquad #GombalGagal

Terdengar klise, tapi benar bahwa setiap orang pasti punya masalah, terlepas dari hidupnya terlihat sempurna dan serba mevvah layaknya Kim Kardashian. Nggak ada orang yang benar-benar terbebas dari masalah. Please, realistis dong, ah. 

Kalau kamu ngeliatin temanmu liburan mulu ke luar negeri, bisa aja sebenernya dia banting tulang atau lembur tiap malam biar bisa pergi ke tempat yang dia mau. Kalau kamu punya teman yang bisa nangis di dalam Mercedes (karena katanya nangis di Mercedes lebih nyaman daripada nangis di pinggir jalan), bisa aja dia sebenernya mendingan nangis di bajaj tapi ada yang nemenin.

Kalau kamu ngerasa hidupmu serba kurang, bisa aja karena kamu kurang usaha dan kurang bersyukur! Membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain terus menerus nggak akan memperbaiki keadaan juga. Karena kamu jadi fokus dengan hidup orang lain dan merasa pesimis dengan hidupmu. Ujung-ujungnya, kamu akan merasa kecil atau nyalahin keadaan.

Hal tersebutlah yang membuat gue berusaha berhenti membandingkan hidup dengan orang lain. Ya, walaupun dalam praktiknya susah juga. Bagaimana pun juga gue hanyalah manusia biasa yang seringkali terbuai dengan keindahan duniawi. 

Tapi, gue berusaha agar distraksi yang datang tidak membuat gue lupa dengan tujuan hidup gue. Juga tidak membuat gue lupa kalau...

Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau, tapi kita nggak pernah tau sebanyak apa tai kucing di sela-sela rumput tersebut. :)

source: Pinterest

You Might Also Like

0 komentar