Penantian Tujuh Tahun Bernama Paramore

Agustus 26, 2018

Kalau ada hal yang sangat berkesan di tengah datarnya kehidupan gue tahun ini, maka itu adalah menonton konser Paramore tadi malam. Bisa dibilang, menikmati pertunjukan Paramore secara langsung merupakan momen terbaik gue di tahun 2018 sejauh ini. 

Rasa senangnya sulit sekali digambarkan. Akhirnya, penantian panjang gue selama tujuh tahun ada ujungnya. Bahkan, mengingat serunya konser tadi malam aja bikin gue emosional. Ingin nangis saking terharunya.

Pertama kali Paramore datang ke Indonesia adalah tahun 2011. Saat itu gue ingin sekali menonton Paramore, tapi keadaan nggak memungkinkan. Alias, gue lagi nggak punya uang buat beli tiket karena uang jajan gue habis untuk ngurusin skripsi. Tahu, kan, biaya cetak dan fotokopi untuk skripsi itu nggak murah. Apalagi, saat itu gue mengambil metode survei yang mengharuskan gue keliling Depok untuk menyebar kuesioner.

Mau minta uang ke orang tua pun rasanya nggak enak. Soalnya bokap saat itu sedang sakit dan butuh biaya untuk pengobatan. Ya sudahlah, mungkin bukan rezeki gue. Tapi nggak bohong, patah hati banget rasanya waktu itu.

Tujuh tahun kemudian, mereka mengumumkan bakal konser di Jakarta bulan Februari. Dan gue tahunya telat! Tanggal konser mereka bertepatan dengan tanggal gue jalan ke Yogya. Gue tahu mereka akan konser saat rencana jalan-jalan ke Yogya sudah matang. Tiket pesawat sudah dibeli, kamar hotel pun sudah dipesan dan dibayar. Matik. Gue patah hati berat untuk yang kedua kalinya. Apa gue se-enggak jodoh itu sama Paramore, ya?

Akhirnya dengan hati yang masih ketinggalan di Paramore, gue jalan ke Yogya. Gue ingat betul sore itu gue berada di Hutan Pinus Pengger, menanti matahari terbenam di ujung bukit bersama Daru. Saat itu gue berandai-andai bagaimana rasanya kalau gue ada di ICE BSD, menanti Paramore tampil di panggung.

Tiba-tiba, banyak notifikasi bermunculan di ponsel gue. Gue pun mengecek WhatsApp dan Direct Message di Instagram. Entah kenapa banyak teman gue yang menghubungi gue saat itu, bahkan teman yang tidak begitu dekat sekali pun. Ternyata mereka memberitahu gue bahwa Paramore batal konser karena kondisi kesehatan Hayley sedang tidak memungkinkan. 

Asli. Apa ini yang namanya jodoh, ya?

Hayley Williams itu adalah girl crush gue. Gue begitu mengidolakan dia. Jadi, gue pun turut sedih kalau dia sakit. Tapi, tapi, tapi... gue nggak bisa bohong bahwa kejadian ini membawa harapan buat gue. Hehehe.

Sekitar satu bulan gue menanti pengumuman jadwal baru untuk konser Paramore di Jakarta. Akhirnya mereka mengumumkan kalau Paramore akan konser tanggal 25 Agustus 2018. Setelah menemukan teman nonton konser, gue pun langsung beli tiket.



Dan akhirnya... kemarin siang gue tiba di ICE BSD hall 10, bersama Meytri, Angga, dan Lanny. Enam jam kemudian kami sudah memasuki venue.

Tepat jam delapan malam, Paramore pun berdiri di panggung, di depan gue. Rasanya nggak nyata banget. Di depan gue ada Hayley, Zac, dan Taylor yang selama ini cuma gue lihat dari Youtube.



Sebagai pembuka, mereka menyanyikan lagu Grudges, salah satu lagu di album kelima mereka, After Laughter. Sehabis lagu Grudges, mereka lanjut menyanyikan Still Into You. Oh my God! Still Into You adalah lagu favorit gue banget banget dari album self titled mereka. Dulu, ya, zamannya lagu ini baru keluar, gue selalu puter setiap saat. Kadang, kalau dengerinnya di kamar, gue sambil joget-joget heboh sendiri karena lagu ini segitu serunya. Haha.


Di konser kemarin mereka membawakan semua lagu di album After Laughter. Ada juga beberapa lagu unggulan di album lama, seperti That's What You Get, crushcrushcrush, Misguided Ghost, Ain't It Fun, Misery Business, dan Playing God. Mereka juga meng-cover lagu Drake di sesi akustik konser kemarin.

Bagi gue, selain Still Into You, ada beberapa lagu yang berkesan banget kemarin pas dinyanyiin, yaitu:

Rose-Colored Boy

Pecah! Karena opening dan beberapa part lagu ini sendiri diisi sama yelling "low key, no pressure, just hang with me and my weather!" Nah, kebayang, kan, serunya konser kemarin begitu lagu ini dibawain?


Fake Happy

Kenapa berkesan? Karena seringkali gue merasa relate dengan lirik lagu ini. Jadi begitu lagu ini dimainkan, gue langsung ikutan nyanyi sepenuh hati.

"Oh please, don't ask how me how I've been.
Don't make me play pretend.
Oh, no. Oh, oh, what's the use?
Oh please, I bet everybody here is fake happy, too."


Udah dengerin lagunya? Ya, sekarang mari kita nyanyi bareng "Parapara pap pap! Parapara pap pap!"

26

Siapapun gue rasa setuju bahwa lagu ini begitu emosional. Lirik lagu ini aja bagi gue sudah dalam, ya. Kemudian ditambah dengan irama yang syahdu dan dibawakan secara akustik. Duh, 26 kayaknya menjadi lagu galau sekaligus lagu penguat yang sempurna.

Apalagi, sebelum membawakan lagu ini Hayley pun sempat berbincang santai tentang bagaimana kita harus berjuang menghadapi masalah dan sebagainya. Ini seperti obrolan dari hati. Memang, album After Laughter ini kayak menjadi wadah curhatnya Hayley. Dan lagu 26 mungkin bisa dibilang sebagai lagu curhat yang paling mengena.


Saat konser kemarin, suasana terasa lebih emosional lagi karena penonton kompak menyalakan flash light dari ponsel mereka. Suasana venue kemarin menjadi sangat cantik begitu lagu ini dibawakan.

Misery Business

Lagu ini kayaknya menjadi lagu yang paling bikin pecah kemarin. Seru banget! Apalagi di pertengahan lagu ini Hayley juga mengajak dua penonton ke atas panggung. Satu dari Surabaya, satu dari Malaysia. Gila beruntung banget dua orang itu. Nggak sia-sia terbang ke Tangerang. :)

Sehabis nonton konser. Muka senang, tetapi tampilan menyedihkan. Haha.
Sampai siang ini, gue masih merasakan euforia sehabis menonton konser Paramore tadi malam. Penantian tujuh tahun gue berujung manis sekali. And it's not fake happy. I'm truly happy. Ternyata begini, ya, rasanya berjodoh dengan sesuatu yang lo sukai. Tanpa bermaksud berlebihan, tapi dada gue benar-benar pengap karena rasa senangnya seperti meletup-letup. Haha.

Semoga gue nggak harus menunggu tujuh tahun lagi untuk menonton konser Paramore selanjutnya. Mungkin dua atau tiga tahun cukup, ya?

Dan terakhir... ini dua lagu terfavorit (udahlah favorit pakai "ter" juga) yang sayangnya nggak dibawain kemarin: Last Hope dan The Only Exception. Ngomong-ngomong, gue suka sekali dengan versi live lagu Last Hope yang satu ini karena stage act Hayley keren banget di sini!



Love,



You Might Also Like

0 komentar