Ikutan Uji Coba Publik MRT Jakarta, Seperti Apa Dalamnya?

Maret 19, 2019

"Valine, mau ikut naik MRT gak besok?" ajakan Clara di Senin siang itu langsung gue iyakan dengan cepat. Siapa juga yang enggak tertarik ikutan uji coba MRT Jakarta, kan? Apalagi, moda transportasi ini memang sudah ditunggu-tunggu warga Jakarta sejak lama.

Sebagai info, uji coba publik MRT ini diadakan pada tanggal 12 hingga 24 Maret 2014. Untuk mengikutinya, kita bisa daftar di Bukalapak. Berhubung peminatnya banyak, maka tiket uji coba MRT ini cepat habis. Apalagi uji coba ini gratisan alias tidak dipungut biaya sama sekali. Makanya, gue beruntung banget diajakin Clara naik MRT tanpa harus usaha cari tiket. :D

Selasa pagi, saat sedang bersiap-siap, tiba-tiba Clara chat gue via What'sApp. Ternyata dia salah tanggal. Kami kebagian jatah uji coba MRT di hari Sabtu, bukan hari Selasa. Haha. Akhirnya, hari Sabtu pun kami janjian bertemu jam 12 siang di stasiun MRT Bundaran HI, letaknya persis di depan pintu Thamrin Plaza Indonesia.

Stasiun MRT Bundaran HI

Suasana di depan stasiun MRT Bundaran HI siang itu cukup ramai. Mungkin banyak yang memilih naik MRT di siang hari. Soalnya, jika kalian mendapat jatah naik MRT di hari tertentu, kalian bebas memilih jamnya sendiri. Ketentuan jam untuk mengikuti uji coba MRT adalah 10-12, 12-14, dan 14-16.

Di stasiun Bundaran HI, MRT beroperasi di bawah tanah. Jadi, kita harus menuruni tangga dua kali dulu sebelum sampai di peron MRT. Saat menuruni tangga satu kali, kita akan melewati lorong yang cukup panjang sebelum bertemu tangga berikutnya.

Stasiun MRT Bundaran HI

Stasiun MRT Bundaran HI

Stasiun MRT Bundaran HI

Lorong ini terlihat modern, terang, dan bersih. Fasilitas yang tersedia di lantai ini pun cukup lengkap. Di awal memasuki lorong, kalian akan menemukan ruang P3K. Lalu, berjalan sedikit kalian akan menemukan mushola. Ukurannya memang kecil dan dicampur antara pria dengan wanita. Namun, jangan khawatir. Di tempat wudhu, ada tirai pemisah yang bisa digunakan jika kamu berhijab.

Selain ruang P3K dan mushola, di lantai ini juga tersedia tempat pembelian tiket manual dan otomatis. Tapi, sejauh mata memandang, gue hanya menemukan satu mesin tiket otomatis. CMIIW, ya. Di lantai ini tersedia juga toilet untuk wanita dan pria dengan ukuran yang besar dan bilik yang cukup banyak.

Ketika baru pertama kali mencoba MRT, kamu enggak perlu bingung dan takut nyasar. Soalnya, di setiap lantai tersedia banyak penunjuk arah. Jadi, kamu tinggal mengikuti petunjuk tersebut.

Nah, berhubung kami mengikuti uji coba publik, maka sebelum turun ke lantai berikutnya, kami wajib menunjukkan QR Code booking dan KTP. Setelahnya, kami diberikan stiker yang harus ditempel selama kami mengikuti uji coba publik.

Mesin Kartu Otomatis MRT Jakarta

Uji Coba Publik MRT Jakarta

Uji Coba Publik MRT Jakarta

Begitu melewati pos ini, kami pun langsung turun menuju peron MRT. Desain peron MRT Jakarta benar-benar mengingatkan gue sama MRT di Singapura. Mirip. 

Saat tiba di peron, petugas akan mengingatkan untuk berdiri setidaknya 50 cm dari pintu peron untuk keamanan. Di bagian lantai peron juga terdapat cat kuning sebagai tanda untuk area mengantre. Jadi, penumpang yang ingin naik harus menunggu di sisi pintu, bukan di tengah pintu. Tujuannya, agar penumpang yang mau turun tidak tersendat oleh penumpang yang ingin naik MRT.

Petugas juga akan mengingatkan kita untuk tidak makan dan minum di dalam gerbong agar kebersihan gerbong akan selalu terjaga. Eh, sayangnya, saat memasuki gerbong kemarin, gue menemukan adanya sampah plastik di rak atas, dong. Semoga pelakunya tidak sengaja, ya.

Peron MRT Jakarta

Peron MRT Jakarta

Tak lama menunggu, MRT pun tiba. Dalam satu rangkaian kereta, terdapat lima gerbong. Di setiap sudut gerbong ini terdapat kursi prioritas. Kalau di area umum pegangan tangannya berwarna putih, maka di area kursi prioritas pegangan tangannya berwarna kuning.

Pada bagian atas pintu gerbong, terdapat layar kecil yang memberitahukan tujuan akhir, stasiun pemberhentian terkini, serta posisi gerbong tempat kita naik. Selain itu, ada juga stiker yang berisi informasi rute evakuasi.

MRT Jakarta

MRT Jakarta

MRT Jakarta

Di stasiun Bundaran HI, MRT berhenti lebih lama dibandingkan stasiun lainnya. Setelah menunggu beberapa menit, MRT pun akhirnya berangkat menuju stasiun pemberhentian akhir, yaitu Stasiun Lebak Bulus. 

Dari Bundaran HI ke Lebak Bulus, kita akan berhenti di 13 stasiun. Waktu tempuhnya adalah sekitar 30 menit. Saat ngantor kemarin, gue pun biasa melewati 13 stasiun dengan menggunakan commuter line. Waktu untuk menempuh 13 stasiun dengan menggunakan commuter line adalah sekitar 40 menit, itu pun kalau lagi enggak ada gangguan. 

Itulah sebabnya, waktu 30 menit tersebut terbilang sangat cepat apalagi mengingat jalur yang dilewati itu langganan macet. Tau sendiri, kan, kalau jam pulang kantor daerah Thamrin-Sudirman macetnya kayak apa? Waktu tempuh dari Thamrin ke Bendungan Hilir aja bisa memakan waktu 30 menit. Gimana kalau diterusin sampai Lebak Bulus? Mungkin durasinya bakal sama kayak film End Game nanti.

Selama perjalanan, MRT enggak selalu beroperasi di bawah tanah. Setelah melewati stasiun Senayan, MRT akan naik dan beroperasi di jalan layang. Saat menaiki MRT kemarin, seru banget rasanya melihat pemandangan Jakarta dari atas. 

Makanya, gue sama Clara menyempatkan diri buat turun sebentar di stasiun Blok M. Ngomong-ngomong, stasiun Blok M ini terkoneksi langsung dengan Blok M Plaza, lho.

Stasiun MRT Blok M

Stasiun MRT Blok M


Setelah kami tiba di stasiun Lebak Bulus, kami pun berfoto dulu sebentar. Tak lama, kami pun kembali ke peron untuk menunggu MRT yang akan mengantarkan kami kembali ke stasiun Bundaran HI. 

Terus berapa, sih, tarif MRT di Jakarta? Belum ada info resmi terkait hal ini. Tapi, mengingat fasilitas dan kecepatannya, mungkin akan lebih mahal dibanding commuter line atau Transjakarta.

Yang pasti, gue seneng banget bisa ikut uji coba publik MRT ini dan bangga karena sekarang sistem transportasi di Jakarta sudah lebih maju. Semoga dengan hadirnya MRT, warga Jakarta bisa lebih produktif karena lebih mudah menjangkau daerah tujuan. Mau meeting ke sana ke sini pun jadi lebih cepat.

Nah, pemerintah kan sudah menyediakan fasilitasnya. Jadi, sekarang giliran kita buat menjaganya. Mulai dari hal yang sederhana dulu, deh. Misalnya kayak, mendahulukan penumpang yang mau turun dan tidak membuang sampah sembarangan. Gampang, kan?



















You Might Also Like

0 komentar