Liburan Akhir Tahun ke Singapura, Ini Budget yang Harus Disiapkan

Desember 08, 2019

Lima tahun lalu, saat gue liburan ke Singapore pertama kalinya, gue nggak pernah berpikir akan kembali ke negara ini (dengan uang gue sendiri). Mengingat, saat itu gue merasa bahwa Singapura adalah negara yang serba mahal. Maklum aja, sebagai seorang fresh graduate dengan gaji UMR, uang gue ngepas banget saat itu.

Nah, di bulan Juli lalu, Kak Echa mengajak gue liburan ke Singapore. Selain gue, dia juga mengajak sepupunya, Icha. Berhubung di tahun 2019 (sampai bulan Juli) gue belum traveling, juga belum ada rencana traveling, maka akhirnya gue ayoin ajakannya. Kalau lima tahun lalu Singapura terasa mahal, saat ini pun gue masih merasa sama mahalnya. Tapi, alhamdulillah, kini perjalanan terasa lebih lancar dan tidak se-ngepas dulu.

Liburan gue kali ini mungkin bisa dibilang ala flashpacker, bukan backpacker seperti lima tahun lalu. Perjalanan gue terasa nyaman, tapi juga nggak bikin nangis karena tabungan terkikis habis. Intinya, yang sedang-sedang aja. It was not too fancy but still made me happy.

Jadi, berapa biaya liburan gue ke Singapore dan seperti apa triknya biar hemat budget? Here, I'm gonna tell the tricks for ya!

***

Tiket Pesawat PP Singapura

Ini dia berita baik buat kita semua: tiket pesawat ke Singapura seringkali lebih murah dari pada tiket pesawat ke destinasi dalam negeri. Bahkan, kadang lebih murah beberapa ratus ribu rupiah dibanding tiket PP ke Bali.

Saat ke Singapore kemarin, gue membeli tiket pulang dan pergi secara terpisah. Soalnya, gue belum memutuskan lama kunjungan ke Singapore. Kak Echa dan Icha sendiri sudah memutuskan dari awal akan stay selama enam hari, sementara gue masih galau menimbang-nimbang.

Akhirnya, setelah proses menimbang selesai, gue putuskan untuk liburan selama empat hari saja di Negeri Singa ini. Untuk keberangkatan, gue menggunakan maskapai JetStar dengan harga tiket sekitar Rp500.000-an. Sementara, saat kembali ke Jakarta, gue menggunakan maskapai Air Asia dengan harga tiket sekitar Rp600.000-an.

Tiket pesawat ini gue beli secara online di Tiket.com dan pegipegi. Sebelum beli tiket, jangan lupa cek dulu promo yang sedang berlangsung di online travel agent (OTA). Lumayan, lho! Saat pesan tiket pesawat di pegipegi kemarin, gue mendapat potongan harga sekitar Rp150.000-an dengan menggunakan kode promo.

Untuk penerbangan internasional ini, gue hanya mendapat bagasi kabin dengan kapasitas 7kg. Berhubung gue merasa akan banyak jajan di Singapore, maka gue memesan tambahan bagasi sebesar 20kg saat pulang. Harga bagasi Air Asia dengan kapasitas 20kg adalah sekitar Rp230.000-an. 

Lebih baik bayar bagasi di awal, deh, daripada saat check in, ternyata koper kelebihan muatan dan kena denda Rp150.000-Rp190.000 per kilonya. Apalagi, kemarin total bagasi gue adalah 11kg. Jadi mahal banget, kan, kalau kena denda?

Jewel Changi Rain Vortex
Area Rain Vortex di Jewel Changi

Transportasi di Singapore

Nah, sekarang lanjut ke transportasi begitu tiba di Singapura. Pada dasarnya, transportasi di Singapore sangatlah nyaman dan sistemnya sudah sangat baik. Selama liburan di Singapore, gue dan teman-teman hanya menggunakan MRT, berhubung tujuan wisata gue dilalui MRT semua.

Untuk menaiki MRT, kita bisa membeli tiket satuan atau menggunakan kartu EZ Link. Harga tiket satuan biasa lebih mahal 70-90 cent dibanding kartu EZ Link.

Bahkan, mulai tahun ini, kita bisa menggunakan kartu bank yang sudah dilengkapi teknologi VISA Paywave untuk naik MRT! Dan nggak cuma itu... berhubung kartu Jenius sudah memiliki teknologi ini, maka saat di Singapore kemarin gue bisa pergi ke mana-mana menggunakan kartu Jenius. Harga tiketnya pun mengikuti harga kartu EZ Link.

Sebagai self-proclaimed Duta Jenius, gue tentu sangat senang dengan kabar ini.

Cara Menggunakan Kartu Jenius untuk Naik MRT Singapura

Apakah kartu Jenius bisa langsung digunakan untuk naik MRT di Singapura? Jawabannya tidak (cmiiw). Untuk naik MRT Singapore dengan Jenius, kita harus mengaktifkan dan membeli saldo mata uang asing terlebih dahulu. 

Di Jenius sendiri, saat ini baru tersedia empat mata uang asing dan mata uang Singapore adalah salah satunya. Saldo mata uang asing ini hanya bisa diaktifkan di hari kerja pada pukul 08:00-16:00, ya.

Setelah membeli dolar Singapura, pilih menu "Card Center", lalu ubah saldo aktif di m-Card menjadi saldo SGD. Selesai, deh! Nah, biaya MRT ini akan diakumulasikan per hari dan dipotong keesokan harinya.

Karena gue sudah membeli saldo SGD, maka kemarin gue nggak tukar uang sama sekali di money changer. Gue cukup menarik uang tunai di ATM saat sudah sampai di bandara Changi. Memang, sih, untuk mengambil uang ini akan terkena biaya admin sebesar 2,5 SGD. Tapi, nggak apa-apalah, toh tarik tunainya hanya sekali.

Hotel di Singapore

Kayaknya bukan rahasia lagi kalau harga sewa kamar di Singapura tuh mahal. Huh, ampun, deh. Jiwaku terkoyak begitu lihat harga kamar hotel di sana. 

Setelah mencari cukup lama, Kak Echa kemudian menyarankan untuk menginap di The Great Madras. The Great Madras merupakan hotel bintang-bintang (baca: bintang dua 😜) dengan konsep boutique hotel, yaitu hotel dengan ukuran cenderung kecil, tapi memiliki arsitektur dan desain interiro yang bagus dan unik, alias instagrammable

Harga kamar hotel ini dibanderol mulai dari 800 ribuan semalam. Untuk harga 800 ribuan ini, gue hanya bisa mendapat tipe kamar hostel dengan kamar mandi bareng-bareng. Untuk areanya, gue pilih area khusus wanita berhubung gue akan di kamar sendirian. Biar lebih aman aja gitu. Sementara, Kak Echa dan Icha menginap bersama di area campuran.

Nah, berhubung harga 800 ribuan semalam itu menurut gue cukup mahal, ya. Jadilah gue membandingkan harga dan promo di beberapa OTA. Akhirnya, gue memutuskan booking kamar lewat aplikasi pegipegi karena mendapatkan potongan harga hampir 200 ribuan per malam. Iyes, gue cukup bayar 600 ribuan aja jadinya.

Lagi-lagi, keberuntungan menghampiri gue (alhamdulillah). Begitu check in, staf hotel mengatakan kalau kamar gue di-upgrade gratis karena area khusus wanita sedang direnovasi. Gue pun diberikan kamar tipe deluxe dengan kamar mandi di dalam. Yuhuu!

Selama empat hari tiga malam, pengalaman menginap gue di The Great Madras bisa dibilang nyaman. Meskipun, di malam terakhir, orang-orang di kamar sebelah ngobrol keras banget dan kedengeran sampai kamar gue. Tapi, berhubung gue lelah, gue bisa tidur cepat meski suara di kamar sebelah berisik.

Oh iya, lokasi hotel ini pun cukup strategis. Letaknya di daerah Little India dan dekat sekali dengan MRT Rochor dan Little India. Demi kenyamanan selama berjalan kaki dari dan menuju hotel, gue sarankan untuk naik dan turun di MRT Rochor, ya.


Tempat Wisata di Singapura

Meskipun negaranya hanyalah seluas Jakarta, tapi Singapura memiliki banyak tempat wisata yang menarik untung dikunjungi. Misalnya saja, Universal Studio Singapore (USS), Garden by The Bay, Fort Canning, atau Haji Lane. Beberapa memang berbayar dengan harga yang wow, tapi nggak sedikit juga yang bisa dinikmati gratisan.

Jika ingin ke destinasi wisata berbayar, kita semua nggak perlu sedih. Ada cara yang bisa dilakukan untuk menghemat biaya, yaitu dengan memanfaatkan kode voucher di OTA seperti Traveloka dan Tiket.com.

Kemarin, dengan berbekal kode promo, gue berhasil mendapatkan tiket USS seharga 600 ribuan di Tiket.com dan tiket Garden by The Bay untuk masuk ke Flower Dome dan Cloud Forest seharga 166 ribuan di Traveloka. Murah, kan?

Welcome to Universal Studio Singapore!
Not Penny Lane, but Haji Lane
Air terjun di Cloud Forest, Garden by The Bay

Makanan di Singapore

Untuk urusan makan, gue sebenarnya tidak terlalu mengawasi berapa biaya yang dikeluarkan. Maklum, gue penganut perut kenyang, hati senang. Jadi, kapan saja gue lapar, ya gue akan makan dan nggak terlalu memperhatikan harga.

Meski begitu, terkadang saat perut belum memberontak, gue, Kak Echa, dan Icha juga beberapa kali memutar otak biar biaya makan kami nggak terlalu mahal. Misalnya saja, ada kalanya kami makan di hawker, sebutan kaki lima di Singapura.

Saat liburan ke Singapura kemarin, kami sempat berkunjung ke Newton Food Center. Iya, kalau elo nonton Crazy Rich Asians, ada adegan di mana Nick, Rachel, Colin, dan Araminta makan di sini. Gue dan teman-teman memesan dua nasi goreng seafood, fried baby octopus, dan oyster omellete. Total yang harus kami habiskan adalah 33 SGD. Kalau dihitung-hitung, mahal juga ya buat berdua.

Tapi... ternyata porsi nasi gorengnya banyak banget! Dan ternyata, mayoritas makanan di Singapura itu porsinya besar, cukup untuk berdua. Nah, ini bisa jadi cara untuk menghemat budget makan, nih: sharing makanan.

Waktu di USS punyang harga makanannya sekitar 15 SGDkami makan ramean dan ternyata porsinya sangat pas setelah dibagi.

Cafe Latte %Arabica di Arab Street, dekat Haji Lane
1 porsi chicken wings dan 1 porsi Tater Tots di Goldilocks USS. Pas untuk bertiga!

Pengeluaran Lainnya

Selain beberapa biaya penting di atas, kemungkinan akan ada tambahan biaya lainnya, seperti internet dan oleh-oleh.

Untuk internet, gue membeli SIM card melalui Klook seharga 100 ribuan. Dengan harga ini, gue mendapat kuota internet sebanyak 100 GB. Selain SIM card, elo juga bisa menyewa MiFi melalui Klook.

Lalu, untuk oleh-oleh, sebenarnya ada beberapa tempat yang bisa didatangi. Contohnya, di sekitaran Bugis Street, Lucky Plaza, dan Mustafa. Gue menyarankan membeli di Mustafa karena harganya bisa lebih murah 40-50 cent dibanding Lucky Plaza. Selain itu, pilihan di sini pun lebih banyak.

***

Kalau ditotal, biaya yang harus gue keluarkan untuk liburan akhir tahun ke Singapore selama 4 hari 3 malam adalah sekitar 5,6 juta, di luar oleh-oleh. Tentunya biaya tersebut bisa ditekan hingga 1 jutaan lagi kalau elo nginep satu kamar berdua (nggak sendirian kayak gue), sharing bagasi, atau menghemat biaya makan.

Jadi... selamat menyusun rencana liburan, ya!



You Might Also Like

0 komentar